SHOOT
Dingin sentuhan angin malam
seolah tak pernah menyenuh kulitku. Nyanyian malampun seolah sirna. Semua
perasaan lelah dan letih tiba-tiba lenyap seketika. Saat kabar yang
membahagiakan itu datang. Malaikat kecil yang akan meyinari hari-hari
keluargaku kini telah membuka matanya. Walaupun aku tak meliahatnya secara
langsung, tapi au sudah tahu betapa cantik dan sempunanya anugerah yang telah
Ia berikan.
Kini aku telah menjadi seorang lelaki
sempurna. Ya… ayah, aku telah menjadi seorang ayah. Walaupun aku tak bisa
menimang malaikat kecilku saatini, tetapi aku bahagia bisa mendengar ia
menangis walaupun terbatasi oleh keadaan yang memaksa.
Namaku Jo, lebih tepatnya John Smith
aku adalah seorang anggota polisi. Tugasku adalah melindungi masyarakat dari
ketidakadilan. Aku tinggal di Miami bersama istri dan anakku Jessie. Bukn aku
tak peduli dengan istriku yang baru saa melahirkan karena aku tidak berada di
sampingnya dan menjaganya. Tapi aku punya alasan untuk itu.
Kini aku berada di Meksiko, aku
disini tidak untuk bersenang-senang tapi untuk menyelesaikan tugasku. Kali ini
Taha yang akan aku bawa ke jeruji besi. Siapa yang tidak tahu dia, seluruh
gangster di AS pasti mengenalnya. Ia yang telah membuat seluruh dunia hancur
dengan narkoba yang ia sediakan. Namun kini dunia bisa sedikit tenang karena
aku telah berhasil menangkapnya. Untuk anak buah Taha, akan kami selesaikan.
Tapi, pkah semua ini akan berakibat buruk ? aku tidak yakin akan hal itu. Aku
hanya bisa berdo’a agar keluargaku baik-baik saja hingga aku kembali ke Miami.
“ Kita akan pulang “ kata Simon , dia
rekanku saat bertugas. Untuk saat ini Taha akan di bawa ke tahanan di Meksiko
hingga proses pemindahannya ke Miami selesai. Aku sudah merindukan keluarga
kecilku di Miami. Sudah 6 bulan lamanya aku meninggalkan mereka demi semua ini.
Anak buah Taha tersebar di beberapa negara di amerika terutama di Argentina.
Disanalah ia dan anak buahnya menciptakan kegilaan. Saat aku mendapatkan Taha,
hnya satu kalimat yang ia katakan, ” Kau yang memulai semunya.” Aku tak tahu
apa maksudnya. Dia pasti sudah gila karena terlalu banyak kokain yang ia hisap.
Pagi hari ini terasa angat melegakan
karena aku akan pulang. Selama perjalanan aku sudah tidak sabar ingin bertemu
dengan malaikat kecilku, begitu juga Simon. Tapi aku masih tidak tenang dengan
apa yang dikatakan Taha. Ketika sampai di Miami aku tidak mengatakan kepada
istriku bahwa aku sudah pulang, aku ingin memberikan kejutan kecil padanya.
Akhirnya, aku tiba di rumah. Di depan pintu, aku membayangkan betapa senangnya
mereka melihatku sudah pulang. Tepat sekali, semuanya seperti yang aku
bayangkan. Tangisan bahagia dari mereka sangat menyenangkan hatiku. Sesaat itu
juga Simon dan Martha datang, dan kami membuat pesta kecil untuk merayakan
kebahagiaan semua orang atas tertangkapnya Taha. Semua temanku di kepolisian
datang, tak terkecuali seniorku, Mr. Gun. Ia adalah orang yang membuatku
menjadi penembak jitu.
Malam tiba, and party is over. Besok
aku kembali bertugas, tapi aku masih ingin melihat Jessie dan menimangnya.
Namun, mata mungilnya sudah tidak bisa menahan rasa kantuk. Saat melihat ia
tidur dengan terlelap aku merasa bahagia. Aku dan istriku juga pergi tidur di
kamar yang bersebelahan dengan kamar Jessie.
Tiba-tiba aku tersentak oleh suara
tembakan dari kamar Jessie. Saat itu juga, aku dan istriku terbangun, ternyata
sudah ada seseorang yang tanpa pikir panjang menembakku dan istriku. Seketika
itu tubuhku menjadi lemas dan aku mendengar kata-kata itu lagi , ” Kau yang
memulai semunya.”dan saat itu aku pingsan.
Dua bulan telah berlalu setelah
kejadia itu. Kini aku sudah tidak bisa bersabar.”semuanya akan aku akhiri.” Aku
putuskan untuk meninggalkan Miami menuju ke Argentina dan tugasku sebagai
polisi telah berakhir. Kini hidupku akan aku habiskan untuk membalas apa yang
telah Taha lakukan, ia harus mendapatkan hal yang setimpal. Ia harus mati di
tanganku.
Hal pertama yang aku lakukan adalah
membakar gudang yang menjadi tempatnya menyimpan narkoba. Bagaimana aku bisa
tau tempat itu? Semua ini karena Simon membantuku. Aku yang menyuruh Simon
untuk menyelidiki dimana Taha menyimpan narkobanya. Selain itu, ada 5 orang
yang menjadi incaranku, Mark, Alonso, Buda,Mike, dan Luis. Mereka semua adalah
orang yang membantu Taha menemukan dan membunuh orang-orang yang aku cintai.
Semua orang itu ada di daftar komunikasi terakhir Taha yang aku temukan di
gudang, yaitu satu hari sebelum anak dan istriku meninggal. Aku yakin mereka
terlibat dengan semua ini. Aku benar-benar sudah gila, aku sudah tidak peduli
dengan kata maaf atau pengampunan bahkan dengan hukum. Bagiku, semua itu hanya
omong kosong.
Mark yang pertama. Ia tinggal da
argentina sat ini. Aku rasa dia sudah tahu kalau tempat ia mencetak uang sudah
lenyap. Hal itu terlihat jelas saat ia meghubungi seseorang di kedai dan ia
tampak marah. Aku hanya tersenyum melihat ia seperti itu. Saat ini aku masih
memberikannya waktu untuk bernapas tapi hanya hingga malam ini. Aku lalu pergi
dan menyiapkan segalanya. Aku takkan membiarkan Mark dan yang lainnya membuat
rencana untuk membebaskan Taha dari hukumannya.
Show time, aku sudah berada di dalam
rumah Mark. Tak lama mark datang dan… shoot, tepat di dadanya. “ apa aku
mengejutkanmu ?” kataku. “ apa yang kau lakukan di sini?” jawabnya dengan terbata-bata
karena bpeluru yang ada di dadanya. “ mengapa kau membunuh istri dan anakku?”
lanjutku. Belum sempat aku mendengarnya bicara, ia sudah tidak bernapas lagi. Ternyata
aku terlalu cepat mencabut nyawanya. Setelah itu aku mengirim pesan pada Simon
agar mengurus mayatnya. Tapi ia selalu mengatakan “ cukup biar aku yang
mengurusnya.” Dan aku juga berkata agar ia tidak mengatakan pada siapapun soal
ini.
Setelah Mark selesai, aku pergi untuk
menemui Alonso, Buda, dan Mike. Aku sengaja tidak mencantumkan nama Luis karena
ia adalah adik Taha. Aku ingin memberikan Taha sedikit ketenangan. Untuk
Alonso, Buda, dan Mike, hal seperti Mark juga akan mereka rasakan. Semakin hari
aku semakin menikmati melakukan hal ini. Apalagi saat ku melihat mereka memohon
untuk aku ampuni. Mereka menangis seolah aku adalah malaikat pencabut nyawa.
Aku memang mencabut nyawa mereka, tapi aku bukanlah seorang malaikat. Aku Jo,
John Smith.
Kali ini Simon tidak mau membantuku,
it’s ok. Ia bilang kalau aku sudah terlalu jauh. Hah.. terlalu jauh ? apa
maksud dari ucapannya itu. Aku tidak akan berhenti dan aku sudah telalu jauh
untuk berhenti. Aku belum selesai dengan Luis dan Taha. Mereka akan mendapat
hal yang sedikit berbeda.
Kali ini aku berada di dalam rumah
Luis. Disini memang tempat yang sangat nyaman untuk ditinggali. Bagaimana
caranya aku bisa masuk ke dalam? Aku dihadang oleh anak buahnya. Kira-kira ada
15 orang yang aku habisi. Disini ada kokain yang jumlahnya mungkin bisa dihisap selama beberapa bulan. Tak lama
kemudian orang yang aku tunggu sudah datang. “ good night, mr.Luis.” kataku. “
apa yang kau lakukan di tempatku, Jo?”jawabnya. “ ternyata kau masih
mengingatku.”lanjutku. “ kau datang kesini untuk membunuhku, aku tak pernah
takut untuk mati.” Sahutnya. Setelah itu dia berkata bahwa Taha sudah
dibebaskan. Hal itu membuat aku naik darah. Tanpa pikir panjang, dor… peluruku
talah masuk kedalam perutnya dan membuat ia tak bisa berbicara untuk
selama-lamanya. Kali ini aku tak meminta bantuan Simon untuk membereskan
mayatnya, itu karena kali ini aku juga menjadi buronan atas kasus pembunuhan
yang aku lakukan pada anak buah Taha.
Perkataan Luis semalam membuatku tak
tenang. Mengapa Taha bisa bebas dengan sangat mudah? Saat ini hukum sudah tidak
dapat di percaya lagi. Tapi dewi fortuna selalu di pihakku. Saat aku membuang
mayat Luis, aku menemukan catatan yang berisi tentang permintan kokain ke
daerah Boston. Aku yakin disan aku pasti bisa menemukan Taha dan mengakhiri
semuanya.
Pagi-pagi buta aku berangkat ke
Boston. Tempat yang ada dalam catatan itu ternyata sebuah gedung tua yang sudah
tidak berpenghuni. Dari jauh aku mengamati tempat tersebut dijaga beberapa
orang. Tapi aku tak melihat Taha sejauh ini. Saat ini aku sedang menyiapkan
rencana untuk masuk ke dalam gedung tersebut. Dan aku mendapatkan satu ide
yaitu masuk lewat depan. Mungkin
terlihat konyol tapi, aku sudah tak takut mati dan tak akan mati.
Ini saatnya aku masuk. Aku
menggunakan masker agar tak dikenali oleh anak buah Taha. Dan aku berhasil
masuk. Aku sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuat Taha senang. Pada saat
yang tepat, boom… kokain yang aku bawa sudah aku beri bom yang cukup untuk
membuat seluruh orang yang ada di dalam gedung terluka. Di saat yang bersamaan Taha
dan beberapa orang menembakiku. Aku pun tak tinggal diam dan terjadi baku
tembak diantara kami.
Taha dan dua orang anak buahnya masuk
ke dalam mobil dan kabur dari tempat itu. Aku pun mengejarnya. Mungkin Taha
lupa bahwa aku adalah mantan seorang polisi. Aku tak akan membiarkannya hidup
dengan tenang. Hingga akhirnya aku bisa menghentikan laju mobilnya. “ keluar
dari mobil sekarang!” teriakku. Saat kedua anak buahnya keluar, aku tanpa rasa
belas kasihan menembak mereka. Merekapun
sempat membalas tembakanku, tapi miss (meleset). Akhirnya Taha keluar.
“aku akan mengakhirinya, Taha” kataku. “ apa yang akan kau lakukan, membunuhku
. itu semua tak akan membuat istri dan anakmu kembali, Jo.” Jawabnya. “ aku
tahu itu, dan aku juga telah membunuh adikmu, Luis.” Lanjutku.
“aku tak peduli dengan hal itu, dia juga tak berguna. Terimakasih karena
kau telah membantuku menjauhkannya dari hidupku.” Katanya dengan tenang. Setelah
itu aku penodongkan pistolku yang hanya tersisa satu peluru saja dan itu khusus
untuk Taha.
Dan, dor… saat peluruku masuk ke tubuhnya perasaanku sangat lega. Dan
sesaat itu juga Taha aku kirim ke neraka.
Akhirya semua ini
selesai. Dendam yang selama ini menjadi beban dalam hidupku telah berakhir. Hal
yang saat ini akan aku lakukan adalah menyerahkan diri ke pada polisi. Hidupku
sudah tak ada artinya tanpa istri dan anakku Jessie. Aku yakin istri dan anakku
pasti mengampuni apa yang aku lakukan. Aku akan menghabiskan sisa hidupku di
penjara, dan membayar apa yang aku lakukan pada Taha dan anak buahnya. Dunia
kini sudah tenang tanpa ada narkoba yang Taha sediakan. Everything will be ok
for right now.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar