Sabtu, 16 November 2013

Cerita Pendek

SHOOT
Dingin sentuhan angin malam seolah tak pernah menyenuh kulitku. Nyanyian malampun seolah sirna. Semua perasaan lelah dan letih tiba-tiba lenyap seketika. Saat kabar yang membahagiakan itu datang. Malaikat kecil yang akan meyinari hari-hari keluargaku kini telah membuka matanya. Walaupun aku tak meliahatnya secara langsung, tapi au sudah tahu betapa cantik dan sempunanya anugerah yang telah Ia berikan.
Kini aku telah menjadi seorang lelaki sempurna. Ya… ayah, aku telah menjadi seorang ayah. Walaupun aku tak bisa menimang malaikat kecilku saatini, tetapi aku bahagia bisa mendengar ia menangis walaupun terbatasi oleh keadaan yang memaksa.
Namaku Jo, lebih tepatnya John Smith aku adalah seorang anggota polisi. Tugasku adalah melindungi masyarakat dari ketidakadilan. Aku tinggal di Miami bersama istri dan anakku Jessie. Bukn aku tak peduli dengan istriku yang baru saa melahirkan karena aku tidak berada di sampingnya dan menjaganya. Tapi aku punya alasan untuk itu.
Kini aku berada di Meksiko, aku disini tidak untuk bersenang-senang tapi untuk menyelesaikan tugasku. Kali ini Taha yang akan aku bawa ke jeruji besi. Siapa yang tidak tahu dia, seluruh gangster di AS pasti mengenalnya. Ia yang telah membuat seluruh dunia hancur dengan narkoba yang ia sediakan. Namun kini dunia bisa sedikit tenang karena aku telah berhasil menangkapnya. Untuk anak buah Taha, akan kami selesaikan. Tapi, pkah semua ini akan berakibat buruk ? aku tidak yakin akan hal itu. Aku hanya bisa berdo’a agar keluargaku baik-baik saja hingga aku kembali ke Miami.
“ Kita akan pulang “ kata Simon , dia rekanku saat bertugas. Untuk saat ini Taha akan di bawa ke tahanan di Meksiko hingga proses pemindahannya ke Miami selesai. Aku sudah merindukan keluarga kecilku di Miami. Sudah 6 bulan lamanya aku meninggalkan mereka demi semua ini. Anak buah Taha tersebar di beberapa negara di amerika terutama di Argentina. Disanalah ia dan anak buahnya menciptakan kegilaan. Saat aku mendapatkan Taha, hnya satu kalimat yang ia katakan, ” Kau yang memulai semunya.” Aku tak tahu apa maksudnya. Dia pasti sudah gila karena terlalu banyak kokain yang ia hisap.
Pagi hari ini terasa angat melegakan karena aku akan pulang. Selama perjalanan aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan malaikat kecilku, begitu juga Simon. Tapi aku masih tidak tenang dengan apa yang dikatakan Taha. Ketika sampai di Miami aku tidak mengatakan kepada istriku bahwa aku sudah pulang, aku ingin memberikan kejutan kecil padanya. Akhirnya, aku tiba di rumah. Di depan pintu, aku membayangkan betapa senangnya mereka melihatku sudah pulang. Tepat sekali, semuanya seperti yang aku bayangkan. Tangisan bahagia dari mereka sangat menyenangkan hatiku. Sesaat itu juga Simon dan Martha datang, dan kami membuat pesta kecil untuk merayakan kebahagiaan semua orang atas tertangkapnya Taha. Semua temanku di kepolisian datang, tak terkecuali seniorku, Mr. Gun. Ia adalah orang yang membuatku menjadi penembak jitu.
Malam tiba, and party is over. Besok aku kembali bertugas, tapi aku masih ingin melihat Jessie dan menimangnya. Namun, mata mungilnya sudah tidak bisa menahan rasa kantuk. Saat melihat ia tidur dengan terlelap aku merasa bahagia. Aku dan istriku juga pergi tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar Jessie.  

Tiba-tiba aku tersentak oleh suara tembakan dari kamar Jessie. Saat itu juga, aku dan istriku terbangun, ternyata sudah ada seseorang yang tanpa pikir panjang menembakku dan istriku. Seketika itu tubuhku menjadi lemas dan aku mendengar kata-kata itu lagi , ” Kau yang memulai semunya.”dan saat itu aku pingsan.
Dua bulan telah berlalu setelah kejadia itu. Kini aku sudah tidak bisa bersabar.”semuanya akan aku akhiri.” Aku putuskan untuk meninggalkan Miami menuju ke Argentina dan tugasku sebagai polisi telah berakhir. Kini hidupku akan aku habiskan untuk membalas apa yang telah Taha lakukan, ia harus mendapatkan hal yang setimpal. Ia harus mati di tanganku.
Hal pertama yang aku lakukan adalah membakar gudang yang menjadi tempatnya menyimpan narkoba. Bagaimana aku bisa tau tempat itu? Semua ini karena Simon membantuku. Aku yang menyuruh Simon untuk menyelidiki dimana Taha menyimpan narkobanya. Selain itu, ada 5 orang yang menjadi incaranku, Mark, Alonso, Buda,Mike, dan Luis. Mereka semua adalah orang yang membantu Taha menemukan dan membunuh orang-orang yang aku cintai. Semua orang itu ada di daftar komunikasi terakhir Taha yang aku temukan di gudang, yaitu satu hari sebelum anak dan istriku meninggal. Aku yakin mereka terlibat dengan semua ini. Aku benar-benar sudah gila, aku sudah tidak peduli dengan kata maaf atau pengampunan bahkan dengan hukum. Bagiku, semua itu hanya omong kosong.
Mark yang pertama. Ia tinggal da argentina sat ini. Aku rasa dia sudah tahu kalau tempat ia mencetak uang sudah lenyap. Hal itu terlihat jelas saat ia meghubungi seseorang di kedai dan ia tampak marah. Aku hanya tersenyum melihat ia seperti itu. Saat ini aku masih memberikannya waktu untuk bernapas tapi hanya hingga malam ini. Aku lalu pergi dan menyiapkan segalanya. Aku takkan membiarkan Mark dan yang lainnya membuat rencana untuk membebaskan Taha dari hukumannya.
Show time, aku sudah berada di dalam rumah Mark. Tak lama mark datang dan… shoot, tepat di dadanya. “ apa aku mengejutkanmu ?” kataku. “ apa yang kau lakukan di sini?” jawabnya dengan terbata-bata karena bpeluru yang ada di dadanya. “ mengapa kau membunuh istri dan anakku?” lanjutku. Belum sempat aku mendengarnya bicara, ia sudah tidak bernapas lagi. Ternyata aku terlalu cepat mencabut nyawanya. Setelah itu aku mengirim pesan pada Simon agar mengurus mayatnya. Tapi ia selalu mengatakan “ cukup biar aku yang mengurusnya.” Dan aku juga berkata agar ia tidak mengatakan pada siapapun soal ini.
Setelah Mark selesai, aku pergi untuk menemui Alonso, Buda, dan Mike. Aku sengaja tidak mencantumkan nama Luis karena ia adalah adik Taha. Aku ingin memberikan Taha sedikit ketenangan. Untuk Alonso, Buda, dan Mike, hal seperti Mark juga akan mereka rasakan. Semakin hari aku semakin menikmati melakukan hal ini. Apalagi saat ku melihat mereka memohon untuk aku ampuni. Mereka menangis seolah aku adalah malaikat pencabut nyawa. Aku memang mencabut nyawa mereka, tapi aku bukanlah seorang malaikat. Aku Jo, John  Smith.

Kali ini Simon tidak mau membantuku, it’s ok. Ia bilang kalau aku sudah terlalu jauh. Hah.. terlalu jauh ? apa maksud dari ucapannya itu. Aku tidak akan berhenti dan aku sudah telalu jauh untuk berhenti. Aku belum selesai dengan Luis dan Taha. Mereka akan mendapat hal yang sedikit berbeda.
Kali ini aku berada di dalam rumah Luis. Disini memang tempat yang sangat nyaman untuk ditinggali. Bagaimana caranya aku bisa masuk ke dalam? Aku dihadang oleh anak buahnya. Kira-kira ada 15 orang yang aku habisi. Disini ada kokain yang jumlahnya mungkin  bisa dihisap selama beberapa bulan. Tak lama kemudian orang yang aku tunggu sudah datang. “ good night, mr.Luis.” kataku. “ apa yang kau lakukan di tempatku, Jo?”jawabnya. “ ternyata kau masih mengingatku.”lanjutku. “ kau datang kesini untuk membunuhku, aku tak pernah takut untuk mati.” Sahutnya. Setelah itu dia berkata bahwa Taha sudah dibebaskan. Hal itu membuat aku naik darah. Tanpa pikir panjang, dor… peluruku talah masuk kedalam perutnya dan membuat ia tak bisa berbicara untuk selama-lamanya. Kali ini aku tak meminta bantuan Simon untuk membereskan mayatnya, itu karena kali ini aku juga menjadi buronan atas kasus pembunuhan yang aku lakukan pada anak buah Taha.
Perkataan Luis semalam membuatku tak tenang. Mengapa Taha bisa bebas dengan sangat mudah? Saat ini hukum sudah tidak dapat di percaya lagi. Tapi dewi fortuna selalu di pihakku. Saat aku membuang mayat Luis, aku menemukan catatan yang berisi tentang permintan kokain ke daerah Boston. Aku yakin disan aku pasti bisa menemukan Taha dan mengakhiri semuanya.
Pagi-pagi buta aku berangkat ke Boston. Tempat yang ada dalam catatan itu ternyata sebuah gedung tua yang sudah tidak berpenghuni. Dari jauh aku mengamati tempat tersebut dijaga beberapa orang. Tapi aku tak melihat Taha sejauh ini. Saat ini aku sedang menyiapkan rencana untuk masuk ke dalam gedung tersebut. Dan aku mendapatkan satu ide yaitu masuk lewat  depan. Mungkin terlihat konyol tapi, aku sudah tak takut mati dan tak akan mati.
Ini saatnya aku masuk. Aku menggunakan masker agar tak dikenali oleh anak buah Taha. Dan aku berhasil masuk. Aku sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuat Taha senang. Pada saat yang tepat, boom… kokain yang aku bawa sudah aku beri bom yang cukup untuk membuat seluruh orang yang ada di dalam gedung terluka. Di saat yang bersamaan Taha dan beberapa orang menembakiku. Aku pun tak tinggal diam dan terjadi baku tembak diantara kami.
Taha dan dua orang anak buahnya masuk ke dalam mobil dan kabur dari tempat itu. Aku pun mengejarnya. Mungkin Taha lupa bahwa aku adalah mantan seorang polisi. Aku tak akan membiarkannya hidup dengan tenang. Hingga akhirnya aku bisa menghentikan laju mobilnya. “ keluar dari mobil sekarang!” teriakku. Saat kedua anak buahnya keluar, aku tanpa rasa belas kasihan menembak mereka. Merekapun  sempat membalas tembakanku, tapi miss (meleset). Akhirnya Taha keluar. “aku akan mengakhirinya, Taha” kataku. “ apa yang akan kau lakukan, membunuhku . itu semua tak akan membuat istri dan anakmu kembali, Jo.” Jawabnya. “ aku tahu itu, dan aku juga telah membunuh adikmu, Luis.” Lanjutku.
“aku tak peduli dengan hal itu, dia juga tak berguna. Terimakasih karena kau telah membantuku menjauhkannya dari hidupku.” Katanya dengan tenang. Setelah itu aku penodongkan pistolku yang hanya tersisa satu peluru saja dan itu khusus untuk Taha.  
Dan, dor… saat peluruku masuk ke tubuhnya perasaanku sangat lega. Dan sesaat itu juga Taha aku kirim ke neraka.
            Akhirya semua ini selesai. Dendam yang selama ini menjadi beban dalam hidupku telah berakhir. Hal yang saat ini akan aku lakukan adalah menyerahkan diri ke pada polisi. Hidupku sudah tak ada artinya tanpa istri dan anakku Jessie. Aku yakin istri dan anakku pasti mengampuni apa yang aku lakukan. Aku akan menghabiskan sisa hidupku di penjara, dan membayar apa yang aku lakukan pada Taha dan anak buahnya. Dunia kini sudah tenang tanpa ada narkoba yang Taha sediakan. Everything will be ok for right now.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar